Selasa, 19 Julai 2011

Pemimpin yang dijanjikan....Adakah anda merinduinya??

Perjuangan kebenaran yang dijanjikan niscaya memiliki pemimpin yang dijanjikan. Bahkan sebenarnya inti dari kebenaran yang dijanjikan itu adalah pada pemimpinnya. Pemimpin yang dijanjikan adalah orang yang memimpin suatu jamaah yang memperjuangkan kebenaran yang kedatangannya telah disebutkan sebelumnya, baik oleh seorang rasul atau seorang nabi melalui wahyu yang diterimanya, maupun oleh seorang wali Allah melalui ilham atau firasat yang diterimanya.

Marilah kita lihat dalam Al Quran surah Al Baqarah. Di sana Allah berfirman tentang seorang pemimpin kebenaran yang dijanjikan untuk Bani Israil. Namanya Thalut. Kehadirannya telah disebutkan oleh Nabi Allah Samuel as. Kepada para pemuka Bani Israil yang datang minta beliau berdoa pada Tuhan agar didatangkan seorang pemimpin untuk Bani Israil. Saat itu Bani Israil dalam ancaman pembinasaan oleh bangsa Romawi yang dipimpin rajanya, Jalut. Seorang yang bertubuh raksasa. Bani Israil hampir putus asa hingga mereka datang pada nabi mereka. Nabi Samuel memperingatkan para pemuka itu bahwa jika nanti Allah datangkan pemimpin, maka mereka akan menolak pemimpin tersebut. Bani Israil tetap memaksa hingga Nabi Samuel as. Berdoa. Tuhan menjawabnya dengan mengangkat Thalut. Ternyata apa yang telah diperingatkan Nabi Samuel menjadi kenyataan. Para pemuka itu menolak Thalut karena dia hanya seorang petani biasa. Begitulah biasanya yang dialami pemimpin kebenaran.

Dalam Al Quran juga terdapat nama Zukarnain sebagai pemimpin yang dijanjikan. Pada kitab-kitab para rasul terdahulu seperti Taurat, Zabur, dan Injil jelas terdapat keterangan tentang nabi akhir zaman yang bernama Ahmad atau Muhammad. Di sana disebut cirri-cirinya, tempat lahirnya dan tempatnya berhijrah. Sangat jelas hingga Bani Israil mengenalnya lebih dari mengenal anak mereka sendiri. Tapi kenyataannya setelah Rasulullah saw. diutus, Bani Israil-lah yang paling keras permusuhannya pada rasul akhir zaman.

Pemimpin kebenaran yang telah disebutkan oleh Rasulullah saw. adalah Khulafa ar Rasyidin, Sultan Muhammad Al Fateh (Rasulullah saw. menyebut ciri-cirinya saja), Imam Mahdi Muhammad bin Abdullah (Rasulullah saw. menyebut segala ciri-cirinya dan kisahnya dengan lengkap) dan Putra Bani Tamim atau Al Fata At Tamimi (Rasulullah saw. menyebut ciri-ciri dan kisahnya, tapi tidak menyebut nama, hanya gelar saja). Dua orang terakhir inilah yang saat ini sedang ditunggu-tunggu orang sedunia, baik muslim maupun non-muslim karena kemenangannya telah dijanjikan bertaraf dunia. Di tangan mereka agama Islam akan dipeluk manusia sedunia dan mereka akan memenuhi dunia dengan keadilan dan kasih sayang.

Pemimpin kebenaran yang ditunjuk melalui ilham adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang berita tentangnya telah diterima datuknya, Sayidina Umar bin Khattab ra. jauh sebelum Umar bin Abdul Aziz lahir. Begitu juga Imam Syafi’i rh. Gurunya, Imam Malik rh. telah mendapat firasat tentang beliau.

Para pemimpin yang dijanjikan ini tidak ada satu pun yang naik memimpin manusia dengan kaedah pemilihan umum beramai-ramai. Mereka naik memimpin manusia karena kepemimpinannya diterima oleh hati-hati manusia yang menyetujuinya. Naiknya tanpa perlunya menunjuk-nunjuk kehebatan dan kelebihan diri, padahal ilmu, akhlak dan sifat-sifat mereka jauh melebihi masyarakat pada zaman mereka. Perjuangan mereka dibantu Tuhan, karena itulah mereka tidak dapat dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Kesabaran mereka—seperti kesabaran Rasulullah SAW. —sangat luar biasa. Mereka mampu bersikap lemah lembut terhadap umat mereka, bahkan terhadap musuh mereka. Sangat sabar dalam menghadapi ujian-ujian dari Allah Ta’ala. Ilmu mereka luar biasa, tidak dapat dikalahkan oleh orang-orang berilmu pada zaman mereka. Mereka juga mempunyai pengikut yang sangat mencintai mereka sehingga oleh orang yang iri mereka biasa disebut fanatik buta. Mereka tidak belajar dari ulama-ulama sezaman mereka karena ilmu mereka langsung dari Allah baik melalui wahyu (untuk rasul dan nabi) ataupun ilham (untuk para wali). Ilmu mereka hebat dan nampak asing bagi ulama-ulama sezaman, karena itulah biasanya mereka dianggap sesat oleh ulama-ulama sezamannya. Banyak contoh untuk ini. Rasulullah saw. sendiri dituduh sesat, gila, pemecah belah, dan penyihir. Thalut diragukan oleh Bani Israil bahkan dikhianati. Begitu juga mujaddid-mujaddid penerus Rasulullah saw. Imam Syafi’i, Imam Abu Hasan Al Asy’ari, Imam Ghazali, Imam Sayuti, banyak ulama sezaman mereka menuduh mereka sesat dan memusuhi mereka.


Sumber: http://scripters.ning.com/forum/topics/pemimpin-yang-dijanjikanadakah

Tiada ulasan:

Catat Ulasan